Pages - Menu

WELCOME TO MY WORLD

Rabu, 07 Mei 2014

Tugas Softskill

Tipe-Tipe Kepemimpinan

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :


Tipe pemimpin otokratis
Tipe pemimpin militeristik
Tipe pemimpin paternalistis
Tipe pemimpin karismatis
Tipe pomimpin demokratis

1. Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.Selalu bergantung pada kekuasaan formal
Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

2. Tipe Kepemimpinan Militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang kepada formalitas yang berlebihan
Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
Tidak mau menerima kritik dari bawahanMenggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3. Tipe Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:

Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
Bersikap terlalu melindungi bawahanJarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut tipe pemimpin karismatis. pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:

Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

Teori Kepemimpinan

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :

1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :

"Leaders are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.

Peter F. Druker menguraikan satu persatu kemampuan tersebut diatas sebagai berikut :
1.            Kemampuan Pribadi (personal mastery)
(1)          Memiliki integritas tinggi (jujur, loyal, beriman)
(2)          Memiliki visi yang jelas
(3)          Inteligensia tinggi (minimal 5.1)
(4)          Kreatif dan inovatif
(5)          Tidak mudah merasa puas
(6)          Fleksibel dan memiliki kematangan jiwa
(7)          Memiliki wibawa dan kharismatik
(8)          Mempunyai idealism dan cinta tanah air (NKRI)

2.            Kemampuan Kepemimpinan (leadership mastery)
(1)          Kemampuan berkomunikasi
(2)          Memiliki kemampuan memotivasi orang lain
(3)          Memiliki kemampuan membuat keputusan yang cepat dan tepat
(4)          Memiliki kemampuan untuk mempengruhi orang lain
(5)          Memiliki kemampuan untuk mengelola konflik
(6)          Memiliki kemampuan berorganisasi
(7)          Memiliki kemampuan memimpin tim kerja
(8)          Memiliki kemampuan untuk mengendalikan stress

3.            Kemampuan Berorganisasi (organizational mastery)
(1)          Mampu mengembangkan organisasi
(2)          Memiliki ketrampilan operasional
(3)          Memiliki kesadaran biaya yang tinggi (concontsciouseness)
(4)          Memiliki kemampuan manajemen stratejik
(5)          Memahami aspek makro dan mikro ekonomi
(6)          Mampu meraih peluang (entrepreneur thingking)
(7)          Mampu mengadakan pengkaderan generasi penerus.

Kemudian dari tiga komponen besar ini maka pemimpin sebuah organisasi haruslah dapat memahami dan belajar siapa dirinya, apa yang berarti bagi kehidupannya, dan kemudian mempunyai keberanian untuk bertindak dan memperjuangkannya. Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta asal Solo mendemonstrasikan model kepemimpinan tersebut dengan tidak mementingkan diri sendiri, terbukti ia sebelum dilantik membuat komitmen untuk tidak berbuat korupsi. Jokowi menempatkan orang lain di depan dirinya adalah suatu kunci kemimpinan sukses, sampai mau masuk kedalam gorong-gorong drainase di jalan MH. Thamrin Jakarta untuk memberi contoh kepada birokrasi yang lain. Jokowi lakukan saat ia santun berpolitik dalam rangka meraih kursi Walikota Solo, dan Gubernur DKI Jakarta, Ia mencoba untuk memberikan kartu pendidikaan dan kesehatan Gratis kepada masyarakat bawah, ia blusukan berkomunikasi dengan publik strata bawah, menengah, atas, maupun kumuh.

Sesungguhnya Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Jokowi pada masa Kepemimpinan Presiden Sukarno sudah dilakukan oleh belia, kalau kita menyimak buku karya Bung Karno Di Bawah Bendera Revolusi, Bung Karno sering blusukan malam hari ketempat-tempat masyarakat kumuh, makan bersama orang-orang kecil di warung-warung kecil, perilaku seorang Pemimpin seperti Bung Karno inilah yang diadopsi oleh Jokowi yang dtinggalkan oleh para Pemimpin kita saat sekarang ini, gaya kepemimpinan inilah yang dirindukan oleh masyarakat Republik ini yang tidak dimiliki oleh para pemimpin kita baik di daerah maupun di pusat.   

Gaya Kepeimpinan Jokowi memang berbeda dan lain dengan yang lain kebanyakan pemimpin di negeri Indonesia ini, kalau para pemimpin pemerintah kita selama ini, mereka berlomba-lomba untuk memenangkan pemilukada untuk merubah status sosial didalam masyarakat, dan mereka lebih sejuk dan nyaman berada di ruang ber ac dan di kursi empuk yang berputar. Jokowi turun langsung ke kampung-kampung kumuh, dikerubuti langsung oleh orang yang-orang yang punya permasalahan sosial langsung berdialog, apa yang dibutuhka oleh masyarakat sesungguhnya, Jokowi tidak mau pakai vooryder, protokoler, sehingga beliau mengalami dan tahu persis kondisi kemacetan di jalan raya, muncul gagasan bagaimana menyelesaikan masalah kemacetan, diambillah kepeutusan monorel, MRT dan lain sebagainya, untuk mengurai permasalahan yang urgensi. Masuk sungai Ciliwung, muncul ide memperbaiki sungai, masuk rumah susun, muncul gagasan membangun permukiman-permukiman kumuh menjadi rusun-rusun yang layak huni.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar