Assalamualaikum ,pertama tama
perkenalkan dulu nama saya Firman Adi Kumbara yang merupakan bagian dari
keluarga besar Majapahit (loh) tunggu ini bukan dongeng ,oke nama saya Firman
Adi Fitriyanto yang biasa saja seperti orang lain ,tujuan saya menulis blog ini
adalah untuk berbagi pengalaman saya dengan pembaca dan apabila ada ilmu yang
dapat diambil(apabila, inget) silahkan ambil dan jangan ambil yang bersifat
negatif ,oke gausah baca ,blog ini negatif abis.
Oke sekarang saya akan berbagi
pengalaman sewaktu SMA ,saya ikut disuatu organisasi masyarakat atau bisa
disebut organisasi yang tidak sah, tentu kita sering mendengar geng geng yang
berada diluar sekolah saya ikut, ada geng motor saya ikut, ada geng beng saya
ikut(loh), bukan bukan, saya ikut disuatu organisasi yang kami sebut SWATANTRA
yang dilarang disekolah ,tapi organisasi ini tidak semuanya negatif saya
tekankan, kalau anda mau nekan juga boleh.
Tentu kalian sering mendengar
tentang SOTR bukan ?SOTR adalah singkatan dari Sahur On The Road, suatu
keharusan ketika disaat kami(saya dan teman-teman) kelas 2 SMA yang angkatan
kami ditugaskan untuk memimpin atau menangani semua yang berurusan tentang
kegiatan tersebut ,begini reaksi temanteman saya.
Pertama sebut saja nama dia
Zaenal, fotonya ada disebelah kanan kalian, maaf muka disamarkan
, Zaenal yang
sedang bermain kartu remi bersama Saya, Fikri dan Maijar atau gagap, zaenal pun
berkata “eh gimana nih sotr ?kan tinggal 4 bulan lagi, besok ngumpul lagi lah
di be’er kita bahas”(be’er) adalah nama tongkrongan saya yang merupakan
singkatan dari balai rakyat), teman saya yang bernama Fikri atau biasa disebut
ambon yang punya lapangan golf didalam kamarnya pun menjawab sambil membanting
kartu ditangannya”oiya nal, ayok dah dibahas sekarang aja dibahas perkiraan
rincian biayanya aja dulu gitu, bukankah begitu bapak jenal ?” jawab Zaenal
”oiye bon, maklum orang kaya bawaannya gak bisa buru buru bon :D” Jawab Maizar
“gaya lo nal, makan aja masih senin kamis” Saya pun menjawab “hahahaha” sambil
megang megang jerawat di pipi jenal .
Perbincangan malam itu yang
berakhir pada pukul 23.40 pun selesai karena saya harus pulang, dicariin sama
orang tua, udah diancem diusir, ntar tinggal dimana, kan masih harus beli
byson(oke maaf ngelantur). Pada pagi harinya seperti biasa terjadi dikeluarga
saya, saya tertidur dikamar mandi, memang seperti itu setiap harinya hingga
sampai sekarang, setelah itu nyokap pun berteriak hingga mengagetkan seluruh
penjaga WC “diii woiii bangun udah siang woiii, mau jadi apa lo gede” dalam hati
pun saya menjawab, emang ngaruh ya sama masa depan ?-,-
Sesampainya disekolah saya
menjalankan kegiatan layaknya anak SMA seperti biasa, guru ngeselin, belajar,
ngisengin orang, istriahat, pacaran, ciee pacaran ehem, masuk lagi, belajar
lagi, pulang. Nah setelah itu terjadi rapat penting antar anggota SWATANTRA
yang lelaki maupun yang betina, dan akhirnya rapat itu menghasilkan beberapa
keputusan penting seperti perkiraan biaya, tugas para anggota, ketua panitia
dan pengurusnya, rute perjalanan, serta tempat tujuannya.
Sedangkan saya dan tim saya
mendapat tugas untuk menentukan rute perjalanannya, akhirnya rapat pun
dilaksanakan tanpa kesengajaan di beer pada malam harinya. Seperti biasa pada
saat sedang bermain kartu obrolan pun dimulai, kali ini tim yang hadir adalah
hamzah atau biasa saya panggil ketek, maizar, ambon, viqi atau yang biasa
dipanggil cireng, zaenal tentunya, dan mungkin masih ada lagi karena saya
kurang ingat.
Akhirnya diputuskan bahwa rute
yang akan kami pakai adalah jalur pantura(loh), bentar ini bukan mau mudik,
ganti. Jadi rute yang akan kami pakai adalah rute yang hampir sama dengan SOTR
tahun lalu yaitu melewati kampung melayu tembus ke matraman lalu kearah ancol
ambil kiri arah kota tua dan arah senayan. Kami finish di senayan di parkir
timur senayan, didalamnya terdapat lapangan yang luas.
Ketek pun membuka perbincangan, “ayok
dah gas aja sekarang test rutenya, bukan begitu bapak zaenal ?”, zaenal pun
menjawab, “oiya tentu saja bapak ketiak, tapi helm kan gak ada semua” saya pun
menjawab, “yaelah nal kan bisa diambil, baru juga jam 11 malem, bencong aja
masih jadi laki jam segini” akhirnya kami bersiap-siap dan persiapan selesai
pada pukul 23.45.
Perjanalanan pun dimulai,
sesampainya ditikungan arah kota ambon pun nyasar, diteleponlah segera oleh
cireng, “halo bon, lau dimane bos ?” ambon bereaksi pada pertanyaan cireng,
“gue nyasar reng, keterusan gue bukannya belok, ini gue lagi dipantai ancol,
enak deh”, cireng kaget dan membentak, “hahaha lau gimane, sini buru gue tunggu
dikungan”, akhirnya kami menunggu ambon ditikungan dan melanjutkan survey kami
yang selesai pada pukul 3 pagi tersebut.

Hari yang dinantikan pun tiba,
persiapan pun dilaksanakan setelah buka bersama disekolah kami, kondisi buka
bersama kami sangat meriah, bisa kalian lihat dibawah ini.
Kami menyiapkan bendera,
kendaraan tempat berkumpul, stiker untuk mobil, makanan untuk setiap angkatan,
makanan untuk dibagikan, dan blocker dijalanan yang saya mendapat tugas
tersebut, tempat berkumpulnya acara tersebut yaitu di balai rakyat atau biasa
kami sebut be’er, pada pukul 9 kami sudah siap. Sangat sibuk kami menyiapkan semuanya, bisa dilihat dari raut muka kami, saya dan zaenal yang seperti ini :
Setelah semua selesai kami merasa lega, sehingga tinggal menunggu hingga
pukul 23.50 untuk memulai perjalanan dan menunggu angkatan lain berkumpul
Pada pukul 23.45 semuanya sudah
berkumpul, lalu kami memulai perjalanan, tanpa kami duga yang hadir sekitar 200
lebih orang, jadi kami sangat memadati jalanan, dan tentu saja dipimpin oleh
polisi yang sudah kami sewa untuk mengawal kami. Kami berhenti sejenak di pom
bensin matraman untuk mengisi penuh bahan bakar kendaraan kami sehingga tidak
akan terjadi kekurangan bahan bakar.
Ya itu saya dengan erlandio.
Setengah perjalanan kami mendapat
masalah yang terjadi pada buntut dari kawanan kami yang sekitar 14 orangan
diserang oleh SMA boedoet, ya sudah tidak asing ditelinga kita, alhasil kami
mundur lalu melanjutkan perjalanan agar tidak ada masalah berlebih, sesampainya
saya di tikungan arah kota saya mendapat kabar kalau salah satu teman saya
motornya mogok pada saat terjadi bentrok dengan boedoet, saya yang sewaktu itu
berboncengan dengan erlandio langsung
menancap gas memutar balik kearah terjadinya bentrokan, tanpa saya duga teman
saya sedang duduk disamping pangkalan angkatan terbang dekat dengan kejadian
bentrok tersebut, saya pun bertanya, “kenape motor lo tang?” teman saya bernama
rifqi atau biasa dipanggil kentang tersebut, lalu dia menjawab, “mesinnya gak
bisa nyala man, au nih kenapa”. Lalu saya mendapat kabar bahwa rombongan kami yang ada didepan bentrok lagi dengan SMA 60, saya pun bingung, bingung nget(eh) bingung banget maksutnya, kami yang disitu berempat dengan teman saya satu lagi yang bareng dengan kentang sewaktu motornya mogok bernama zorfan atau biasa dipanggil opang, kentang pun berkata, “udah gapapa tinggalin aja gue man, ini gue abis manggil temen gue buat stutin motor gue, lo betiga kesono aje” saya pun menjawab, “lo yakin ?”,” iya man yakin” kentang pun menjawab, okelah saya bertiga langsung menuju lokasi mengendarai satu motor mio milik saya yang kecepatannya tidak bisa lebih dari 30km/h, ya maklum dio badannya tidak minimalis, nafas boros, kelakuan absurb.
Sesampainya di tempat bentrokan,
tempat tersebut sudah dikerumuni polisi, dan saya pun terkejut bahwa ada dua
teman saya yang melompat dari fly over sewaktu akan dikeroyok, waaaw mereka
ajaib, seperti pemain filem indosiar, apakah mereka makhluk jadijadian, maaf
lagi, ngelantur mulu.
Mereka berdua babak belur dan
telah mendapat pertolongan oleh teman-teman berupa doa(loh), bukan, maksutnya
berupa pengobatan, untungnya tidak ada luka serius jadi kami melanjutkan
perjalanan hingga tiba di parkir timur senayan pada pukul 03.30, sahur pun
menjadi acara selanjutnya dari perjalanan kami.
Yap, begitulah cerita tentang
organisasi, masalah, teman-teman saya, serta mengatasi masalah tersebut. Terima
kasih ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar